Di samping itu, kebijakan impor beras yang terus dilakukan dari tahun ke tahun melalui Kementerian Perdagangan dinilai sebagai cerminan dari inkonsistensi pemerintah untuk mewujudkan kemandirian pangan. Dampak jangka panjang dari pola kebijakan yang terus berulang merugikan petani seperti ini, jelas akan mematikan ghirah (semangat) petani untuk melanjutkan bertani.
Kebijakan impor pangan bukanlah solusi yang bermartabat untuk menjawab kebutuhan pangan bangsa. Lebih lanjut, GP Ansor menagih tanggung jawab pemerintah untuk mengoptimalkan segala ikhtiar dalam mewujudkan kemandirian pangan bangsa. Langkah yang bisa dilakukan seperti membangun sistem dan kelembagaan pertanian domestik yang mendorong peningkatan produktivitas.
“(Serta) kualitas produksi beras nasional dengan bertumpu pada sistem pertanian keluarga atau rumah tangga tani yang menghargai dan mengutamakan kesejahteraan petani. Selain itu, pemerintah perlu mempromosikan dan mendukung penuh keragaman pangan pokok berbasis pangan lokal sesuai potensi yang ada di setiap daerah,” jelas Adhe.
Sebab, Adhe Musa menegaskan bahwa keragaman pangan pokok berbasis lokal di setiap daerah tersebut merupakan salah satu kunci dalam mewujudkan kemandirian dan kedaulatan pangan. Produksi beras nasional mengalami kenaikan Dikutip dari Media Bisnis Pertanian Swadaya Online, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa produksi beras nasional pada 2020 hingga April 2021 mengalami kenaikan.
Produksi pada 2020, sebesar 54,65 juta ton gabah kering giling (GKG) mengalami kenaikan sebanyak 45,17 ribu ton atau 0,08 persen dari data tahun 2019 sebesar 54,60 juta ton GKG. Jika dikonvesi, produksi beras pada 2020 sebesar 31,33 juta ton, mengalami kenaikan sebanyak 21,46 ribu ton atau 0,07 persen dibandingkan 2019 yang hanya 31,31 juta ton.
Sementara potensi produksi pada Januari-April 2021 diperkirakan mencapai 14,54 juta ton beras atau mengalami kenaikan sebesar 3,08 juta ton (26,84 persen). Sedangkan potensi luas panen padi pada Januari hingga April 2021, mencapai 4,86 juta hektar atau mengalami kenaikan sekitar 1,02 juta hektar (26,53 persen) dibandingkan pada awal 2020 yang sebesar 3,84 juta hektar.
Tampilkan Semua