JAKARTA, CILACAP.INFO – Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) terpilih, Suharso Monoarfa menggandeng konsultan politik Polmark Indonesia untuk merealisasikan target 11 juta suara di Pemilu 2024.
Penggunaan jasa konsultan politik ini menjadi salah satu upaya untuk mendongkrak elektabilitas partai berlambang Ka’bah di bawah kepemimpinan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas tersebut.
“Kita telah meneken kontrak kerja sama dengan PolMark sampai 2024,” ujar Suharso.
Adapun PPP membidik perolehan suara pada pemilu mendatang hampir dua kali lipat dari torehan suara PPP pada Pileg 2019.
Di mana pada pesta demokrasi tahun kemarin PPP hanya memperoleh 6,3 juta suara.
Suharso mengakui, target yang dipatoknya bukanlah target yang terbilang mudah untuk dipenuhi.
Karena itu, penggunaan jasa konsultan politik bukan menjadi satu-satunya alternatif PPP untuk membidik 11 juta suara di Pemilu 2024.
Alternatif lain yang dilakukan PPP adalah bakal membentuk kelompok pekerja di tubuh DPP PPP yang berisikan influencer. Mereka diharapkan benar-benar bisa mengurus partai.
Setali tiga uang, keberadaan influencer ini juga akan membawa transformasi di tubuh PPP guna menjawab tantangan di dunia digital.
Nantinya, media sosial akan menjadi ruang untuk menyampaikan informasi mengenai kerja-kerja partai.
“Maka yang diperlukan adalah kelompok pekerjaan sebagai influencer. Kita harus punya influencer di DPP. Jadibukan hanya pengurus-pengurus yang diurus, tapi pengurus-pengurus yang benar-benar mengurus partai,” ucapnya.
Untuk diketahui, pada Pemilu 1999 lalu, PPP berhasil memperoleh 11.329.905 suara dan menempatkan partai itu sebagai partai pemenang urutan ketiga.
Setelah itu, perolehan suara PPP terus menurun. Pada 2004, PPP harus puas sebagai partai pemenang keempat setelah hanya berhasil memperoleh 9,24 juta suara.
Meski demikian, perolehan kursi partai tersebut tetap yaitu sebanyak 58 kursi di DPR.
Adapun pada 2009, PPP hanya berhasil memperoleh 5,53 juta suara dan duduk pada partai urutan keenam pemenang pemilu. Perolehan kursi PPP saat itu anjlok hingga 20 kursi menjadi 38 kursi.
Sementara pada 2014, perolehan suara PPP berhasil naik hingga mencapai 8,15 juta suara. Kenaikan suara itu turut membuat perolehan kursi PPP naik 1 kursi menjadi 29 kursi.
Selanjutnya, pada Pemilu 2019 kemarin, perolehan suara PPP lagi-lagi anjlok. Partai tersebut hanya mampu memperoleh 6,32 juta suara dan mendudukannya pada urutan kesembilan pemenang pemilu.
Perolehan kursi partai itu pun turut anjlok hingga 20 kursi menjadi 19 kursi. Untuk memantapkan target suara itu, Eep Saifullah Fatah menyarankan pengurus PPP untuk tidak menghabiskan biaya iklan melalui televisi dan media.
“Partai ini akan menjadi perhatian, bila punya program yang menyentuh langsung kebutuhan rakyat seperti kemiskinan, pengangguran .Mereka akan datang berbondong-bondong memilih PPP,” kata Kang Eep yang juga direktur PolMark.
Langkah selanjutnya, suami dari Sandrina Malakiano ini berpesan, “Untuk yang akan nyaleg, berubahlah mulai diri sendiri. Galang dukungan di lingkungan keluarga. Baru datangi ketua RT dan tetangga minta dukungan untuk memenangkan PPP,” kata Kang Eep.(***)